BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN GAHARU
Latar Belakang Indonesia adalah produsen gaharu terbesar di dunia dan menjadi tempat tumbuh endemik beberapa species gaharu komersial dari marga Aquilaria seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, A. filaria dan lain-lain. Pada tahun 1985, jumlah ekspor gaharu Indonesia mencapai sekitar 1487 ton, namun eksploitasi hutan alam tropis dan perburuan gaharu yang tidak terkendali telah mengakibatkan species-species gaharu menjadi langka.
Sehingga pada tahun 1995 CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) telah memasukkan A. malaccensis, penghasil gaharu terbaik ke dalam daftar appendix II. Sejak saat itu ekspor gaharu dibatasi oleh kuota yaitu hanya 250 ton/tahun. Namun sejak tahun 2000, total ekspor gaharu dari Indonesia terus menurun hingga jauh dibawah ambang kuota CITES. Semakin sulitnya mendapatkan gaharu di hutan alam telah mengakibatkan semua pohon gaharu (Aquilaria spp. dan Gyrinops spp.) dimasukkan dalam Apendix II pada konvensi CITES tanggal 2-14 Oktober 2004 di Bangkok.
Karena kekhawatiran akan punahnya species gaharu di Indonesia, maka sejak tahun 2005 Departemen Kehutanan telah menurunkan kuota ekspor menjadi hanya 125 ton/tahun.Untuk memenuhi permintaan ekspor, perlu dilakukan upaya peningkatan produksi gaharu secara lestari. Hal ini dapat dicapai melalui upaya konservasi, pembangunan hutan industri gaharu yang didukung dengan tersedianya bibit unggul, serta teknologi bioproses gaharu yang efektif.
Selain untuk mempertahankan kelestarian gaharu, konservasi plasma nuftah gaharu baik secara in situ maupun ex situ juga akan memberikan peluang dihasilkannya bibit unggul. Penemuan bibit unggul yang memiliki sifat potensial dalam menghasilkan gaharu dapat dilakukan melalui metode seleksi, baik seleksi in planta (pada pohon) maupun in vitro (di laboratorium).
Menyikapi hal-hal tersebut diatas, SEAMEO BIOTROP mengambil langkah dengan menyelenggarakan pelatihan bagi peminat gaharu, baik pengembang, peneliti ataupun pengusaha.
Tujuan Pelatihan
1. Memperkenalkan dan mendiskusikan beberapa metode yang terkait dengan budidaya gaharu
2. Alih teknologi tentang strategi peningkatan produksi gaharu secara lestari.
Pada akhir pelatihan ini diharapkan para peserta memiliki pengetahuan dasar untuk pengembangan gaharu di daerah masing-masing, sehingga upaya meningkatkan produksi gaharu secara lestari dapat dicapai di masa datang.
Materi Pelatihan
Pelatihan ini terdiri dari 30% teori dan 70% praktek, baik di laboratorium maupun di lapangan.
Melalui pelatihan ini, aplikasi perbanyakan tanaman gaharu untuk menghasilkan bibit unggul akan dilakukan secara vegetatif (klonal) baik melalui cangkok, setek, maupun kultur jaringan. Selanjutnya penyediaan bibit unggul dapat diupayakan melalui pembangunan bank klonal secara in vitro dan kebun benih klonal (Clonal Seed Orchards).
Alih teknologi bioproses gaharu yaitu induksi pembentukan gaharu pada pohon dengan menggunakan inokulum cendawan yang telah teruji kemampuannya baik secara in vitro maupun in planta, juga akan disampaikan pada pelatihan ini, selain teknologi penyulingan minyak gaharu untuk meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Selain itu, Laboratorium Bioteknologi tanaman SEAMEO BIOTROP sejak tahun 1995 telah meneliti dan memiliki pengalaman dalam bidang konservasi, seleksi pohon unggul, perbanyakan bibit melalui teknik kultur jaringan dan setek, serta bioproses gaharu. Dengan penguasaan metode pemuliaan pohon gaharu ini serta pertukaran informasi melalui diskusi antar peserta pelatihan, diharapkan menjadi titik awal menuju produksi gaharu secara lestari
Topik Pelatihan
Pengenalan beberapa species gaharu komersial asli Indonesia seperti: A. malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, dan A. filaria serta A. crassna asal Camboja.
Seleksi pohon gaharu unggul.
Teknik perbanyakan bibit gaharu unggul secara vegetatif (kultur jaringan dan stek).
Silvikultur gaharu.
Teknik induksi pembentukan gaharu pada pohon.
Pemanenan dan Klasifikasi gaharu.
Penyulingan minyak gaharu.
Sertifikat
Setiap peserta yang mengikuti pelatihan ini secara keseluruhan akan mendapatkan sertifikat pada akhir pelatihan.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan ini akan dilaksanakan pada tanggal 28-30 Nopember 2005. di SEAMEO BIOTROP, Jl. Raya Tajur km 6 Bogor.
Syarat-syarat Peserta Pelatihan
Petani, Konservator, Dosen, Peneliti, Pengusaha, dan masyarakat umum yang tertarik dengan komoditi gaharu.
Biaya Pendaftaran
Pendaftaran peserta pelatihan paling lambat diterima pada tanggal 18 Nopember 2005, dengan membayar biaya pelatihan sebesar Rp. 3.500.000.- (tiga juta lima ratus ribu rupiah). Biaya tersebut mencakup Akomodasi, Konsumsi, Training Kit, Fieldtrip dan Seminar Nasional Gaharu (1- 2 Desember 2005)
Informasi lebih lengkap dapat diperoleh melalui sekretariat:
BIOTROP Training and Information Centre
Course Leader :